Mr. Brian Dykstra, guru di Hope Protestant Reformed Christian School, Grand Rapids, Michigan
katakanlah kepada jiwaku: "Akulah keselamatanmu! (Mazmur 35:3b)
Mazmur 35 adalah dasar dari Pujian Mingguan pertama dari Hope School1 tahun ini. Daud, orang yang berkenan di hati Allah, menuliskan mazmur ini. Ini adalah sebuah doa. Muatan doa di dalam hidup umat dari kovenan Allah begitu penting bagi mereka yang mendirikan Hope School dari tiga generasi yang lampau bahwa doa ini ditulis di dalam konstitusi Hope School sebagai konstitusi dari tujuan instruksi Kristen. Di bawah Purpose Statement of our Constitution [Kalimat Tujuan dari Konstitusi kita], kita membaca, “[Hope School] akan mengajarkan bahwa doa adalah bagian terpenting dari rasa syukur yang Allah tuntut dari kita dan melalui doa, Allah memberikan anugerah-Nya dan Roh Kudus hanya kepada mereka yang berdoa secara terus-menerus. “doa Daud yang terekam di dalam Maz. 35 adalah suatu contoh bagi kita dan anak-anak kovenan kita.
Daud mengalami tekanan yang besar saat itu ketika dia menuliskan mazmur ini. Kita tidak mengetahui sumber dari permasalahan Daud. Kemungkinan Daud menuliskan mazmur ini ketika Saul mencari untuk membunuhnya. Saul menyadari Daud akan memulai dinasti yang baru, yang akan memerintah Israel. Meskipun anak Saul, Yonathan akan melayani pemerintahan Daud secara sukarela dan gembira, Saul ingin membunuh Daud sehingga Yonatan dapat menjadi raja Israel yang berikutnya.
Dalam mazmur ini, Daud memberitahukan Allah akan tekanannya. Musuh-musuh Daud memfitnahnya. Mereka menyiksa Daud dan membalas yang jahat atas kebaikannya. Meskipun Daud berpuasa dan berduka ketika musuh-musuhnya sakit, mereka malah bergembira dan mengolok-olok Daud atas kesusahannya. Mereka yang melawan Daud, bukan karena mereka lemah dan tidak berkuasa di masyarakat, melainkan dilawan oleh raja dan anggota kerajaannya. Musuh-musuh Daud begitu kuat dan memiliki pengaruh. Mereka akan menggunakan pengaruh mereka untuk mengarahkan orang banyak untuk melawan Daud. Kesulitan-kesulitan yang begitu besar ini menyebabkan Daud bertanya-tanya apakah Allah akan melepaskan dia dari tangan musuh-musuhnya.
Daud mengetahui kegalauannya bukanlah yang masalah di mana dia dapat menyelesaikannya sendiri. Dia membutuhkan pertolongan, pertolongan yang kuat. Ketimbang meminta pertolongan manusia, Daud tahu hal itu akan sia-sia, Daud mulai doanya dengan meminta tolong Allah. Daud menulis, ”Berbantahlah, TUHAN, melawan orang yang berbantah dengan aku, berperanglah melawan orang yang berperang melawan aku!” Daud tidak akan bergantung kepada kekuatannya sendiri. Daud ingin Allah menghakimi dan melawan musuh-musuhnya.
Petisi Daud kepada Allah sangatlah penting dalam doa ini. Daud memohon Allah untuk menggunakan berbagai senjata untuk melawan musuh-musuhnya. Dia minta supaya malaikat Tuhan mengejar mereka. Dia juga meminta kehancuran di mana musuh-musuhnya mengharapkan kematian Daud dengan berbagai rencana dan taktik mereka yang sesungguhnya akan mereka canangkan.
Ada juga petisi Daud yang tampak pada awal artikel ini. Ada sesuatu yang Daud ingin dengarkan. Daud ingin Allah berbicara kepadanya, tetapi Daud tidak mencari suatu yang biasa terjadi, perbincangan ”di seberang pagar belakang”. Daud merindukan Allah untuk berbicara kepada jiwanya. Daud ingin mendengar TUHAN berkata kepadanya, dan demikianlah Tuhan mengatakan tersebut kepada Daud dengan keyakinan yang penuh akan kebenaran itu, di mana TUHAN adalah keselamatannya. Jika Daud dapat mengetahui itu dan diyakinkan dengan mutlak akan kebenaran itu, dia akan menjadi percaya keluar dari kemelutnya kini. Sungguh sebuah semangat yang didengar Daud ketika mendengar Allah yang Mahakuasa adalah keselamatannya.
Tetapi, kita harus bertanya apakah doa ini adalah doa yang Allah akan dengar dan pasti dijawab. Katekismus Heidelberg yang juga disebutkan di dalam Hope’s Constitution sebagai dasar sekolah dan instruksinya, dinyatakan di dalam Pertanyaan dan Jawaban 117 mengenai syarat-syarat akan doa-doa yang diterima Allah.
Pertama, pendoa harus berangkat dari hati dan ditujukan kepada satu Allah yang sejati. Daud tentunya melakukan hal ini dalam mazmurnya. Juga, petisi-petisi kepada Allah harus mengetahui kebutuhan dan kesengsaraan mereka sehingga mereka harus merendahkan diri mereka. Daud memang menyebutkan di dalam doanya beberapa aspek dari perilakunya menandakan ketidakbersalahannya, tetapi dia tentunya tidak membanggakan dirinya. Dalam ayat 24, Daud meminta Allah untuk mengadili dia menurut kebenarannya, tetapi menurut kebenaran Allah. Daud mengetahui standar ini dari doa yang tepat juga. Akhirnya, orang-orang yang menghadap Allah dalam doa harus diyakinkan bahwa Allah akan melakukannya seperti apa yang Dia telah janjikan di dalam Firman-Nya, bukan demi kepentingan kita, melainkan kepentingan Kristus. Daud memiliki janji Allah yang diberikan kepadanya melalui Samuel di mana Allah telah menolak Saul dan memilih Daud menjadi raja. Allah akan mendengar doa ini. Daud akan mengetahui bahwa TUHAN adalah keselamatannya. Allah bahkan akan membawa keselamatan dari garis keturunan Daud ketika Mesias yang dijanjikan akan datang.
Kita dan anak-anak kita juga menghadapi musuh-musuh yang kuat. Membawa anak-anak kovenan kita kepada sekolah-sekolah Kristen tidak berarti bahwa mereka tidak bisa dicobai oleh Iblis. Malahan Iblis sangat aktif di sekolah kita, dan dia bekerja keras untuk hal itu. Ketika anak-anak kita berjalan melalui pintu-pintu sekolah Kristen kita, mereka tidak meninggalkan badan yang lemah dan berdosa secara mistis. Mereka akan tetap harus mengalami pergumulan dengan manusia lama mereka yang berdosa karena mereka menghadapi berbagai pencobaan. Dosa akan menjadi nyata di dalam sekolah kita.
Apa yang dapat kita perbuat? Kita harus mengikuti contoh dari Daud di dalam mazmur dan menghadap kepada Tuhan kita yang setia di dalam doa. Kita harus meminta kepada Allah, dan anak-anak kita harus diajarkan untuk membuat doa sedemikian juga, bahwa Tuhan kita akan berbicara kepada jiwa-jiwa mereka bahwa Tuhan merupakan Satu-Satunya yang Mahakuasa dan Setia bagi keselamatan kita. Marilah kita tidak memandang secara sempit jaminan kovenantal TUHAN sebab Dia adalah keselamatan kita dan anak-anak kita. Kovenan Allah bukanlah didirikan bersama aku (tunggal) dan anakku (tunggal). Atau pun Allah juga tidak hanya menolong sekumpulan individu-individu. Allah menyelamatkan satu gereja. Kovenan Allah dibuat bersama kaum percaya (jamak) dan keturunan mereka (jamak). Kaum orangtua Kovenan akan disatukan bersama untuk mempertahankan sekolah-sekolah Kristen karena ajaran tersebut memang dibutuhkan bagi anak-anak mereka, mereka juga dibutuhkan bagi anak-anak kovenan dari para orangtua percaya yang lainnya.
Kiranya Allah menggunakan sekolah kita untuk mengarahkan anak-anak-Nya bahwa TUHAN adalah keselamatan mereka. Kita tidak harus mengajarkan mereka berdoa bahwa Allah akan terpengaruh kepada kehendak bebas mereka, oleh sebab mereka menerima tawaran keselamatan-Nya. Kita tidak akan memberitahukan anak-anak kita doa mereka seperti membuat daftar perbuatan yang telah mereka kerjakan seolah-olah perbuatan baik dapat memperoleh jasa apa pun dari Dia. Malahan, marilah kita mengajarkan anak-anak kita untuk berdoa kepada satu Allah yang sejati yang akan memberitahukan jiwa-jiwa itu, demi Kristus yang adalah keselamatan mereka.
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.