Prof. Herman Hanko
Ada seorang saudara yang bertanya, “Karena kita, kaum Calvinis, percaya bahwa Allah telah mempredestinasi sebagian orang kepada kehidupan yang kekal dan sebagian kepada hukuman yang kekal bagi kemuliaan rahmat-Nya yang berlimpah dan kuasa-Nya yang adil (Rm. 9:22-23), apa yang Allah maksudkan ketika Ia mengatakan bahwa sebagian orang dihapuskan dari kitab-Nya (yaitu kitab kehidupan)?”
Berikut adalah tiga teks yang dirujuk oleh saudara ini. “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu – dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku’” (Kel. 32:31-33).
“Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya” (Why. 3:5).
“Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini” (Why. 22:19).
Kaum Arminian senang merujuk kepada perikop-perikop ini dan perikop-perikop lain yang senada untuk membuktikan doktrin mereka yang mengerikan tentang bisa murtadnya orang-orang kudus yang sejati. Saya ingat pernah berbicara dengan seorang ibu yang tumbuh besar di lingkungan Arminian. Ia memberi tahu saya bahwa ia telah menerima Kristus sedikitnya enam kali dan telah dibaptis tiga kali, karena setiap kali ia menerima Kristus, meskipun ia tulus, ia kembali murtad.
Hal yang tidak masuk akal ini dilawan oleh Kitab Suci di dalam Yohanes 10:27-30, sebuah perikop yang juga meyakinkan ibu yang berbicara dengan saya itu bahwa tidak mungkin terjadi kemurtadan pada orang kudus yang sejati. “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.” Perikop lainnya adalah Filipi 1:6: “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” Maka penyangkalan kaum Arminian terhadap pemeliharaan atas orang-orang kudus akan merampas damai sejahtera anak Allah.
Ungkapan “kitab kehidupan” di dalam Kitab Suci memang adalah kitab yang ditulis Allah yang berisi nama-nama semua kaum pilihan. Kitab ini ditulis sebelum dunia dijadikan (Why. 13:8; 17:8). Saudara yang bertanya ini memang benar di dalam asumsinya bahwa rujukannya adalah kepada doktrin pemilihan kekal. Tetapi kita harus ingat bahwa ini adalah sebuah ungkapan figuratif. Kita tidak boleh memikirkannya seturut istilah di dunia, seakan-akan Allah benar-benar memiliki sebuah kitab di atas sebuah rak, dan di dalam kitab tersebut terdapat nama-nama semua orang yang Ia selamatkan, dan kitab itu dibaca-Nya dari waktu ke waktu untuk menyegarkan ingatan-Nya tentang siapa yang harus Ia selamatkan. Ungkapan ini adalah cara yang menggunakan gambaran untuk merujuk kepada kebenaran tentang pemilihan kekal, yaitu kebenaran bahwa Allah telah menetapkan secara kekal di dalam Kristus siapa yang adalah umat-Nya dan siapa yang bukan.
Rujukan-rujukan kepada perihal Allah menghapus orang-orang dari kitab kehidupan-Nya sebenarnya melihat kepada satu kurun waktu dari sudut pandang gereja di dalam dunia ini. Secara umum, gereja, yang memiliki tanda-tanda gereja yang sejati (Pengakuan Iman Gereja Belanda 29), adalah terdiri dari kaum pilihan. Tetapi di dalam gereja ini juga terdapat orang-orang yang sekalipun mengklaim bahwa mereka adalah kaum pilihan dan bahwa nama mereka tertulis di dalam kitab kehidupan Allah, tetapi sebenarnya sama sekali tidak ada di dalam kitab itu.
Maka Musa, sebagai satu tipe di dalam Perjanjian Lama bagi Kristus sebagai Pengantara umat Allah, memberi tahu Yehova bahwa ia begitu menginginkan umat Allah pergi ke sorga sampai-sampai ia bersedia untuk pergi ke neraka hanya demi mencapai itu. Tentu saja ini adalah hal yang mustahil, tetapi ini menunjukkan besarnya perhatian Musa kepada umat Allah. Ini merupakan satu pengakuan yang agung dari Musa dan satu pengakuan yang hanya berani dilakukan oleh segelintir hamba Tuhan, atau bahkan sama sekali tidak ada hamba Tuhan yang berani untuk itu. Tetapi Kristus melakukannya!
Di mana Allah menunjukkan dosa-dosa kita yang besar yang memang atau bisa dilakukan oleh orang-orang di dalam gereja, Ia memberikan deskripsi tentang dosa-dosa tersebut bersama peringatan ini: “Mereka yang melakukan hal-hal ini akan dihapus dari kitab-Ku.” Artinya, nama mereka memang tidak pernah ada di dalam kitab itu, karena mereka bukan kaum pilihan; tetapi mereka sendiri yang mengklaim sebagai kaum pilihan dan mengklaim berada dalam perjalanan ke sorga. Mereka mengklaim bahwa nama mereka tertulis di dalam kitab kehidupan. Tetapi mereka akan mengetahui bahwa dosa-dosa yang mereka lakukan akan meniadakan sorga bagi mereka dan menunjukkan bahwa mereka sama sekali bukan umat Allah. Ancaman yang mengerikan ini diucapkan kepada orang-orang fasik tersebut bahwa hukuman yang adil bagi mereka adalah neraka, dan dengan demikian mereka didorong untuk bertobat.
Inilah maksud dari teks-teks di atas. Doktrin pemilihan adalah penghiburan yang besar bagi anak Allah yang percaya, tetapi mengetahui bahwa nama kita tertulis di dalam kitab kehidupan tidak menjadikan kita hidup secara sembarangan atau di dalam kedagingan. Sebaliknya, pengetahuan ini membuat kita bertelut di dalam ucapan syukur dengan kerendahan hati atas rahmat yang begitu limpah bagi kita dari Bapa sorgawi kita di dalam Kristus Yesus.
________________________________
Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht V, Tentang Ketekunan Orang-Orang Kudus
6. Sebab Allah, yang kaya akan rahmat, sesuai dengan rencana pemilihan yang tidak berubah-ubah, tidak menjauhkan sama sekali Roh Kudus dari orang-orang milik-Nya, bahkan tidak juga apabila mereka telah jatuh ke dalam dosa dengan cara yang menyedihkan. Dia juga tidak membiarkan mereka tersandung sedemikian, hingga mereka kehilangan karunia pengangkatan menjadi anak-anak Allah dan kedudukan sebagai orang yang dibenarkan, atau hingga mereka berbuat dosa yang mendatangkan maut, atau dosa yang menentang Roh Kudus, dan sama sekali ditinggalkan oleh Allah lalu menceburkan diri ke dalam kebinasaan yang kekal.
7. Sebab, pertama-tama, tiap-tiap kali mereka jatuh ke dalam dosa dengan cara demikian, tetap dipelihara-Nya di dalam mereka benih-Nya yang tidak fana, yang olehnya mereka telah dilahirkan kembali, supaya benih itu tidak binasa atau terbuang. Selanjutnya sudah pasti mereka diperbarui-Nya dengan ampuh oleh Firman dan Roh-Nya, sehingga mereka bertobat. Maksudnya, supaya mereka sungguh-sungguh berdukacita menurut kehendak Allah karena dosa-dosa yang telah dilakukannya; oleh iman dan dengan hati yang patah dan remuk mereka memohon dan memperoleh pengampunan dalam darah Sang Pengantara; mereka merasakan kembali kasih karunia Allah, yang kini telah diperdamaikan dengan mereka; mereka menyembah kemurahan dan kesetiaan-Nya dan untuk selanjutnya mereka makin berusaha untuk mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar.
8. Maka, bukan karena jasa atau kekuatan mereka sendiri, melainkan karena belas kasihan Allah yang diberikan dengan cuma-cuma itu mereka beroleh hal ini, yaitu bahwa mereka tidak sama sekali kehilangan iman dan kasih karunia, atau untuk selama-lamanya tinggal dalam kejatuhan mereka dan akan binasa. Sejauh tergantung pada mereka, hal itu mudah saja terjadi, bahkan tanpa ragu-ragu akan terjadi. Tetapi dari sudut Allah hal itu mustahil, sebab keputusan-Nya tidak dapat diubah, janji-Nya tidak dapat diingkari, dan panggilan menurut rencana-Nya tidak dapat dicabut; begitu pula jasa, doa syafaat, dan pemeliharaan Kristus tidak mungkin ditiadakan dan juga pemeteraian dengan Roh Kudus tidak dapat digagalkan atau dimusnahkan.
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.