Prof. Herman Hanko
Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu (Mzm. 69:6).
Seorang pembaca menulis, “Seluruh Mazmur 69 jelas merupakan perkataan nubuat Kristus (mis. 69:22; bdk. Mat. 27:34). Tetapi siapakah yang mengakui dosa dan kebodohan di dalam ayat 6? Mungkinkah yang sedang diakui itu adalah dosa yang diimputasikan dari umat-Nya?”
Pertanyaan ini membawa kita kepada inti dari karakter mesianis mazmur-mazmur. Biasanya para penafsir Kitab Mazmur yang konservatif membedakan antara mazmur-mazmur secara umum dan mazmur-mazmur mesianis, di mana mazmur-mazmur mesianis berbicara secara langsung mengenai Kristus. Mazmur mesianis antara lain Mazmur 2, 22, 69, 72, 100, dll.
Ada suatu pengertian di mana semua mazmur adalah bersifat mesianis, karena mazmur-mazmur itu diilhamkan oleh Roh Kudus dari Kristus. Kristus sendiri berbicara di dalam mazmur-mazmur, meskipun Ia mungkin berbicara melalui Daud atau Asaf atau Etan. Bahwa Kristus sendiri berbicara di dalam mazmur-mazmur oleh Roh Kudus dijelaskan di dalam 1 Petrus 1:10-12: “Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.”
Kitab Suci mengajarkan bahwa para nabi Perjanjian Lama, termasuk pemazmur, menulis seperti yang mereka lakukan oleh Roh Kristus, dan bahwa mereka, para nabi itu, meneliti tulisan mereka sendiri untuk belajar mengenai penderitaan dan kemuliaan Kristus.
Akan tetapi, mazmur-mazmur memiliki keunikan dalam satu hal: mazmur-mazmur itu bersaksi dan berbicara tentang Kristus, karena seluruh karya Kristus dilaksanakan untuk, di dalam, dan melalui mereka untuk siapa Kristus mati. Tidak mungkin kita terlalu berlebihan dalam menekankan arti penting dari hal ini. Daud menulis banyak mazmur. Ia diilhami tanpa salah oleh Roh Kristus. Kristus dengan Roh-Nya berbicara di dalam Daud dan melalui Daud. Tetapi Kristus oleh Roh-Nya berbicara di dalam dan melalui Daud dengan cara sedemikian rupa sehingga karya Kristus bagi Daud terefleksi di dalam kesadaran Daud. Dan itu terefleksi di dalam kesadaran Daud dalam kaitannya dengan jalan kehidupan Daud sendiri di dalam semua pengalaman, pencobaan, kemenangan, dan penderitaannya, dan sebagaimana jalan hidupnya itu ditetapkan oleh Allah di dalam keputusan kehendak yang kekal.
Dengan perkataan lain, mazmur-mazmur itu adalah biografi rohani Daud (dan Asaf dan Etan, ketika Kristus, Sang Penebus bagi umat-Nya, mengerjakan keselamatan-Nya melalui umat-Nya di dalam kehidupan mereka. Kristus berbicara di dalam mazmur-mazmur mengenai apa yang telah Ia lakukan. Daud berbicara di dalam mazmur-mazmur sebagai juru bicara Kristus. Setiap orang percaya berbicara di dalam mazmur-mazmur ketika Kristus mengerjakan keselamatan di dalam diri mereka.
Kristus berkata, “TUHAN adalah gembalaku” (Mzm. 23:1). Allah Tritunggal adalah gembala Kristus di dalam seluruh penderitaan-Nya. Kristus adalah Sang Gembala yang Baik yang memanggil domba-domba-Nya dengan nama mereka (Yoh. 10). Kristus memimpin umat-Nya ke padang rumput yang hijau. Orang percaya berkata, “TUHAN adalah gembalaku.” Orang percaya yang di dalam dirinya Kristus berdiam dan melalui siapa Kristus mengatakan perkataan-Nya sendiri, juga mengatakan Firman itu ketika Firman itu teraplikasi pada hidupnya sendiri. Ia mengatakan Firman itu di dalam seluruh hidupnya – bahkan ketika ia berjalan melalui lembah bayang-bayang maut.
Pemazmur berkata, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” (Mzm. 22:2). Kristus mengatakan perkataan itu di atas salib, karena itu adalah perkataan-Nya di dalam Perjanjian Lama ketika Ia mengucapkannya sebagai nubuat melalui Daud. Tetapi Daud mengucapkan perkataan tersebut pada saat ia dihajar ketika Allah tampak meninggalkan dirinya. Akan tetapi, Kristuslah yang berbicara melalui Daud dan di dalam pengalaman Daud sendiri di dalam kehidupannya. Dan setiap orang percaya, pada suatu waktu di dalam kehidupannya, meneriakkan seruan yang penuh duka dari mazmur yang sama. Karakter rohani dari mazmur-mazmur inilah yang menjadikan mazmur-mazmur begitu kaya.
Sejumlah mazmur berbicara secara langsung mengenai penderitaan Kristus dan melakukannya melalui nubuat dan secara khusus – seperti Mazmur 69. Tetapi Kristuslah yang berbicara melalui Daud sehingga Daud sendirilah yang berbicara, tetapi Daud mengucapkan Firman Kristus ketika Kristus berbicara di dalam dan melalui dirinya. Para musuh membagi-bagi pakaian Kristus di antara mereka (Mzm. 22:19; Yoh. 19:34), tetapi mereka melakukan yang sama atas pakaian Daud – mungkin pada saat pemberontakan Absalom. Demikian pula halnya dengan semua mazmur.
Mazmur 69:6, yang dikutip di atas, adalah juga Kristus yang berbicara di dalam dan melalui Daud, karena hanya oleh Roh Kristuslah setiap orang percaya mampu mengakui dosa-dosanya seperti yang Daud perbuat di sini. Tetapi Kristus jugalah yang berbicara, karena dosa-dosa seluruh umat-Nya diimputasikan kepada Kristus, dan Ia yang tidak mengenal dosa dijadikan dosa bagi kita (2Kor. 5:21). Si penanya benar. Kristus berseru di dalam Mazmur 69 bahwa dosa-dosa umat-Nya, yang diimputasikan kepada-Nya, tidak disembunyikan dari Allah. Kristus menyerukan ini ketika Ia menderita murka Allah terhadap dosa di atas salib. Tetapi karena Kristus yang pertama mengatakan ini, dan sekarang mengatakan ini di dalam diri kita, kita pun dimampukan untuk mengatakannya – dan dengan mengatakan ini kita mendapatkan pengampunan di dalam darah Kristus.
Maka mazmur-mazmur ditulis berdasarkan pengalaman pribadi para pemazmur. Akan tetapi, mereka secara tanpa salah diilhami oleh Roh Kudus. Dengan demikian, Kristus berbicara di dalam mazmur-mazmur mengenai diri-Nya dan karya-Nya yang ia lakukan untuk dan di dalam umat-Nya. Ketika Ia melaksanakan karya-Nya di dalam umat-Nya, Ia melakukannya melalui Firman-Nya di dalam Kitab Suci. Ia, dengan Roh yang sama yang mengilhami para penulis Kitab Suci, mengatakan Firman-Nya di dalam hati dan kesadaran orang percaya dalam kaitannya dengan pengalaman orang-orang percaya sendiri di dalam jalan kehidupan yang melaluinya Allah memimpin dirinya. Maka pengalaman Kristus menjadi pengalaman orang percaya di dalam persatuan dengan Kristus di dalam iman. Dan oleh karena itu orang percaya menyanyikan mazmur-mazmur dengan penuh semangat.
Bacalah mazmur-mazmur dengan cara seperti ini. Renungkanlah setiap mazmur dengan cara seperti ini, merenungkan kebenaran yang Kristus katakan di dalam dan melalui diri Anda di dalam semua pengalaman hidup yang melaluinya Allah memimpin diri Anda. Satu hal yang pasti dari latihan seperti ini: Anda tidak akan pernah ingin berpindah kepada himne-himne yang tidak diilhami di dalam penyembahan Anda kepada Allah.
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.