Prof. Herman Hanko
Pertanyaan: “Jika Yohahes 10:30 (‘Aku dan Bapa adalah satu’) itu benar, dan memang demikian adanya, bagaimana Anak bisa diperanakkan?”
Tampaknya ada banyak pertanyaan mengenai topik ini yang sampai kepada saya dalam setengah tahun terakhir ini. Ada yang bertanya mengenai relasi antara ketiga Pribadi dari Trinitas; ada yang bertanya mengenai relasi antara Kristus dan Allah; ada yang bertanya mengenai relasi antara Kristus dan Pribadi pertama dari Trinitas. Dan masih ada lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya. Beberapa pertanyaan tersebut muncul berkaitan dengan apa yang telah saya tulis di dalam buku saya, When You Pray (tersedia di CPRC Bookstore dengan harga £14.30, termasuk ongkos kirim), di mana saya menyampaikan poin bahwa kita harus berdoa kepada Allah Tritunggal di dalam nama Kristus, Pengantara kita.
Saya akan mencoba menjabarkan beberapa hal ini untuk menjawab pertanyaan di atas, meskipun saya berharap pembaca kita memahami bahwa kebenaran-kebenaran mengenai Trinitas dan Kristus adalah kebenaran-kebenaran mengenai Allah yang tidak terbatas, yang jauh melampaui kita. Kita hanya bisa mengatakan apa yang Kitab Suci katakan.
Pertama, mengenai teks yang dikutip oleh si penanya, di dalam perikop tersebut Tuhan kita sedang mengajarkan kebenaran yang agung mengenai pemeliharaan atas orang-orang kudus. Domba-domba-Nya aman karena tidak ada seorang pun yang bisa merebut mereka dari tangan Bapa, dan tidak ada seorang pun yang bisa merebut mereka dari tangan-Nya (ay. 28-29). Tetapi Tuhan ingin agar kita mengetahui bahwa aman di dalam tangan Bapa adalah sama dengan aman di dalam tangan Kristus, karena “Aku dan Bapa adalah satu.” (ay. 30).
Ketika Tuhan mengatakan bahwa Ia dan Bapa-Nya adalah satu, Ia dengan kuat menekankan tentang natur ilahi-Nya. Kitab Suci mengajarkan bahwa meskipun Pribadi kedua dari Trinitas mengenakan daging kita dan menjadi seperti kita di dalam segala hal kecuali dosa kita, Ia juga pada saat yang sama adalah ilahi. Ia ilahi karena Ia adalah Pribadi kedua dari Trinitas yang kudus, dan Pribadi kedua dari Trinitas yang kudus ini adalah Pribadi dari natur ilahi dan manusiawi yang dimiliki Kristus.
Tetapi Kristus adalah seutuhnya dan sepenuhnya ilahi, sebagaimana Ia juga seutuhnya dan sepenuhnya manusiawi. Ia menyatukan segenap keberadaan ilahi dengan natur manusiawi-Nya. Semua atribut ilahi juga dimiliki Kristus, sementara Ia tetap adalah sepenuhnya manusia. Maka, Ia dan Bapa-Nya adalah satu. Mereka berdua adalah Allah. Seperti dinyatakan oleh Pengakuan Iman Nicea, Kristus adalah “Allah sejati dari Allah sejati.”
Ketika Kristus berbicara di dalam Yohanes 10:30 mengenai Bapa-Nya, Ia bukan sedang merujuk kepada Pribadi pertama dari Trinitas, melainkan kepada Allah Tritunggal. Dan tampaknya di sinilah letak kesulitan bagi begitu banyak orang. Saya akan mencoba untuk menjelaskannya.
Doktrin Trinitas berarti, seperti yang kita ketahui dan percayai, dan seperti yang telah gereja akui sejak zaman dulu, bahwa Allah adalah satu di dalam esensi dan tiga di dalam Pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ini adalah doktrin yang sangat mendasar bagi iman Kristen dan diajarkan di dalam berbagai pengakuan iman pasca-Reformasi, seperti Pengakuan Iman Belanda, Pengakuan Iman Westminster, dan Katekismus Heidelberg, seperti pula di dalam Pengakuan Iman Nicea dan Pengakuan Iman Athanasius. Tidak seorang pun bisa menyangkali kebenaran ini dan diselamatkan.
Selain itu, di dalam kehidupan yang Tritunggal dari Allah, ketiga Pribadi saling berelasi. Ini juga merupakan kebenaran yang sangat mendasar dari iman Kristen dan diajarkan di dalam semua pengakuan iman yang disebutkan di atas. Relasi antara Bapa dan Anak adalah memperanakkan-diperanakkan (generatio): Bapa memperanakkan Anak, dan Anak diperanakkan oleh Bapa. Relasi antara Bapa dan Anak di satu di sisi dan Roh Kudus di sisi lain adalah relasi mengeluarkan-keluar dari (processio): Bapa dan Anak “mengembuskan” Roh Kudus, dan Roh keluar dari Bapa dan Anak.
Allah telah menetapkan secara kekal untuk mewahyukan diri-Nya sendiri. Kata kuncinya adalah “mewahyukan.” Ia mewahyukan diri-Nya di dalam segenap kesempurnaan dan keterberkatan-Nya yang sempurna secara tidak terbatas. Tetapi Ia juga mewahyukan diri-Nya sebagai Allah Tritunggal, dan Ia mewahyukan relasi-relasi yang mengikat ketiga Pribadi dari Trinitas di dalam satu esensi.
Pahamilah hal ini dengan jelas: Allah Tritunggal mewahyukan diri-Nya. Pewahyuan adalah tindakan dari ketiga Pribadi di dalam kesatuan esensi ilahi. Pewahyuan bukanlah pekerjaan dari satu Pribadi tanpa melibatkan Pribadi-Pribadi yang lain. Juga bukanlah bahwa satu bagian pewahyuan adalah pekerjaan Pribadi pertama, satu bagian pewahyuan lainnya adalah pekerjaan Pribadi kedua, dan satu bagian lainnya lagi dari pewahyuan adalah pekerjaan Pribadi ketiga. Seluruh pekerjaan Allah adalah pekerjaan Allah Tritunggal, dan, dengan demikian, adalah pekerjaan dari ketiga Pribadi.
Pewahyuan akan Trinitas adalah di dalam Kristus dan dengan sarana Roh Kristus. Allah Tritunggal, Bapa, Anak, dan Roh Kudus, sebagai Allah sejati yang esa, adalah, Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus (Mzm. 2:7; 110:1; Luk. 1:35; Kis. 13:33; Rm. 1:4).
Mungkin Anda berkata, “Tetapi, bukankah itu membuat Kristus menjadi Bapa-Nya sendiri.” Anda benar, tetapi apakah ini mengejutkan? Allah bukan hanya Bapa dari Kristus yang menyebabkan pengandungan dan kelahiran di dalam dan dari rahim Perawan Maria, tetapi Kristus, yang dengan rela dan sebagai tindakan-Nya sendiri, mengambil natur manusiawi kita. Kristus berdoa kepada Allah Tritunggal dan dengan demikian berdoa kepada diri-Nya sendiri. Kristus menanggung murka Allah, tetapi jelas bukan hanya murka dari Pribadi pertama Trinitas. Kristus menyerahkan diri-Nya ke dalam tangan Bapa-Nya, tetapi jelas bukan hanya ke dalam tangan Pribadi pertama Trinitas. Kristus menanggung murka Allah Tritunggal, tetapi Ia memegang murka itu sendiri dan mengenakannya pada diri-Nya sendiri. Dalam pengertian ini, tidak ada distingsi antara penderitaan Kristus yang aktif dan yang pasif. Ia pergi ke dalam alam maut (neraka); Ia membangun sebuah mezbah di neraka; Ia meletakkan diri-Nya sendiri di atas mezbah itu; Ia menancapkan pisau murka Allah Tritunggal ke dalam jantung-Nya sendiri. Dan meskipun jelas Allah Tritunggal membangkitkan Kristus dari kematian, Kristus juga bangkit oleh kuasa-Nya sendiri! Dengan kuasa-Nya sendiri Ia mematahkan belenggu kematian dan membawa diri-Nya sendiri keluar dari kubur.
Hal yang sama juga berlaku pada Roh Kudus. Ia adalah pribadi Ketiga dari Trinitas yang datang ke atas Kristus pada saat pembaptisan-Nya, yang menopang Kristus di dalam pencobaan-pencobaan dan penderitaan-Nya, yang membangkitkan Kristus dari kematian, yang diberikan kepada Kristus oleh Allah Tritunggal, dan yang dicurahkan sehingga Ia (sebagai tindakan-Nya sendiri, meskipun diutus oleh Bapa melalui Kristus) datang untuk berdiam di dalam diri kita.
Saya tidak memiliki cukup ruang untuk menunjukkan kepada Anda bukti dari Alkitab untuk semua kebenaran ini, tetapi jika Anda menginginkannya, Anda bisa memintanya dari saya. Namun, terlihat begitu jelas bahwa setiap murid dari Kitab Suci harus menyadari begitu banyaknya perikop dari Firman Allah yang mengajarkan kebenaran-kebenaran ini. Tetapi jika ada dari Anda yang memiliki pertanyaan-pertanyaan lanjutan, silakan menyurati saya.
_____________________________
Set yang terdiri dari 10 CD mengenai “The Holy Trinity (II)” mengenai Belgic Confession (Pengakuan Iman Belanda) 9-11”, yang menjelaskan bukti-bukti Alkitab untuk Trinitas Kudus (4 pertemuan), diperanakkannya Anak secara kekal (4 pertemuan), dan personalitas dan keluarnya Roh Kudus (2 pertemuan), tersedia dalam kemasan yang menarik di CPRC Bookstore seharga £12 (termasuk ongkos kirim).
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.