Rev. Angus Stewart
Seorang pembaca bertanya apakah doktrin kaum Arminian dan Amyraldian tentang keselamatan yang universal diajarkan di dalam 1 Yohanes 2:2: “Dan Ia adalah pendamaian (proposiasi) untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.”
Berikut adalah dua argumen sederhana dari konteks yang membuktikan bahwa rujukan 1 Yohanes 2:2 kepada “seluruh dunia” tidak mungkin merujuk kepada setiap orang satu persatu, termasuk kaum reprobat.
Pertama, kata “pendamaian” (2:2, atau “propisiasi” dalam KJV) merujuk kepada dialihkannya murka Allah dengan ditanggung oleh Kristus sebagai pengganti kita. Jika Tuhan Yesus benar-benar menanggung murka bagi setiap orang, maka tidak seorang pun yang mungkin masuk neraka, karena hukuman mereka telah ditanggung bagi mereka oleh-Nya. Tetapi kaum fasik yang reprobat jelas-jelas binasa secara kekal, maka Kristus bukan propisiasi bagi dosa-dosa setiap orang.
Kedua, Kristus adalah “pengantara (pembela) pada Bapa” bagi kita (2:1, KJV = “advocate”). Namun pastinya Ia adalah pembela yang sempurna yang memenangkan semua kasus dan tidak pernah kalah dalam barang satu kasus pun! Permohonan-Nya kepada Bapa sepenuhnya berhasil dan selalu mencapai tujuannya! Inilah tepatnya yang diajarkan oleh Kitab Suci (Yoh. 11:41–42; Rm. 8:34; Ibr. 7:25). Seperti Francis Turretin (1623–1687) nyatakan, “Dianggap lumrah bahwa permohonan yang universal bisa dikabulkan. Karena Ia selalu didengarkan oleh Bapa (Yoh. 11:42), jika Ia memohon untuk semua orang, semua orang akan diselamatkan secara aktual” (Institutes of Elenctic Theology, jld. 2, hlm. 464)!
Perhatikanlah bahwa 1 Yohanes 2:1–2 mengaitkan secara tidak terlepaskan pendamaian Kristus dan permohonan atau syafaat-Nya: “kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita.” Ketika Kristus datang ke hadirat Bapa untuk memohon bagi umat-Nya, Ia melakukan itu berdasarkan penebusan-Nya yang sudah digenapi (Rm. 8:34; Ibr. 7:25–28; 9:24–26).
Kedua hal ini (pendamaian dan syafaat) adalah dua aspek dari jabatan-Nya sebagai Imam, karena seorang imam mempersembahkan korban kepada Allah dan berdoa kepada Dia berdasarkan korban itu. Tetapi Kristus tidak bersyafaat bagi setiap orang, karena Ia sendiri dengan tegas menyatakan, “Bukan untuk dunia Aku berdoa” (Yoh. 17:9). Ini juga jelas, karena jika Tuhan berdoa bagi dunia, semua orang akan diselamatkan, karena Allah selalu mengabulkan doa-doa-Nya, sebagaimana Kristus sendiri nyatakan, “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku” (Yoh. 11:41–42). Karena Kristus tidak berdoa bagi setiap orang, Ia bukan propisiasi bagi setiap orang.
Perhatikan argumen dari John Owen (1616-1683): “Dua tindakan dari keimaman-Nya ini tidak terpisah; pengorbanan dan doa adalah sama-sama bagian dari sang mediator bagi dosa yang sama ini. Jaminan bagi kita bahwa Ia adalah pembela kita adalah berdasarkan pada diri-Nya sebagai propisiasi bagi dosa-dosa kita. Ia adalah ‘pembela’ dari setiap orang dosa-dosanya mendapatkan ‘propisiasi’ (1Yoh. 2:1, 2) oleh darah-Nya. Tetapi Kristus tidak bersyafaat dan berdoa bagi semua orang, seperti kesaksian yang Ia sendiri berikan (Yoh. 17); Ia ‘bersyafaat’ hanya bagi mereka yang ‘datang kepada Allah oleh Dia’ (Ibr. 7:25, KJV). Ia bukan pengantara bagi mereka yang binasa, sebagaimana Ia juga bukan pembela bagi mereka yang gagal di dalam kasus mereka” (A Display of Arminianism, hlm. 91).
Juga, apa artinya bagi 1 Yohanes untuk memberi tahu para pembacanya bahwa Kristus menanggung murka Allah atas setiap manusia (2:2) dan adalah pembela yang bersyafaat bagi setiap orang (2:1), tetapi di beberapa pasal kemudian justru merujuk kepada dosa yang tidak terampuni (5:16–17). Jika kita tidak boleh berdoa bagi mereka yang telah melakukan dosa yang tidak terampuni, mengapa Kristus akan berdoa bagi mereka yang telah melakukan dosa itu? Ia sudah pasti mengetahui siapa mereka itu! Selain itu, seperti yang telah kita lihat, doa-doa Kristus selalu dikabulkan (Yoh. 11:41–42), maka jelaslah bahwa Ia tidak berdoa bagi mereka.
Sikatnya, “seluruh dunia” di dalam 1 Yohanes 2:22 bukan merujuk kepada setiap orang atau setiap individu (bdk. Rm. 1:8; Kol. 1:6; 1Yoh. 5:19; Why. 12:9). Di sini, istilah ini merujuk kepada “seluruh dunia” khususnya dunia orang Yahudi dan orang bukan-Yahudi, namun juga kepada dunia dari setiap bangsa, suku, bahasa, dll., dunia dari kaum muda maupun tua, kaya maupun miskin, laki-laki maupun perempuan, dll.
John Calvin (1509–1564) mengatakan hal berikut di dalam tafsirannya tentang 1 Yohanes 2:2: “Di sini mungkin diajukan pertanyaan, bagaimana dosa-dosa seluruh dunia telah diperdamaikan? Saya tidak akan berpanjang lebar mengenai pikiran yang bodoh dari kaum fanatik, yang dengan kedok ini memperluas keselamatan kepada semua kaum reprobat, dan dengan demikian bahkan kepada Iblis sendiri. Pemikiran yang begitu salah ini tidak layak diberikan sanggahan ... maksud dari Yohanes tidak lain adalah menjadikan manfaat ini berlaku bagi seluruh Gereja. Maka dengan seluruh dunia, Yohanes tidak memasukkan kaum reprobat, melainkan memaksudkan orang-orang yang percaya dan orang-orang yang pada saat itu tersebar ke berbagai bagian dunia. Karena dengan demikian menjadikan anugerah Kristus jelas, dan juga sesuai, ketika anugerah itu diumumkan sebagai satu-satunya keselamatan yang sejati bagi dunia.”
Mengenai pemahaman Calvin tentang 1 Yohanes 2:1–2, Jonathan Rainbow menulis, “Penjelasan itu sudah menjawab permasalahannya. Maka perkataan ‘seluruh dunia’ dari Yohanes berarti ‘segenap gereja,’ ‘kaum beriman,’ dan ‘anak-anak Allah.’ Seperti halnya [Martin] Bucer [1491–1551] , Calvin tidak menggubris berbagai kerumitan kaum skolastik dan kembali kepada partikularisme yang lugas dari Augustine [354–430] dan Gottschalk [+808–+867]” (The Will of God and the Cross, hlm. 134).
Senada dengan itu, A. W. Pink (1886–1952) menyatakan, “... ketika Yohanes menambahkan, ‘bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia,’ ia memaksudkan bahwa Kristus juga adalah propisiasi bagi dosa-dosa orang bukan-Yahudi yang percaya, karena, seperti telah ditunjukkan sebelumnya, ‘dunia’ adalah istilah yang dipertentangkan dengan Israel. Interpretasi ini dimantapkan tanpa keraguan dengan perbandingan yang teliti antara 1 Yohanes 2:2 dan Yohanes 11:51, 52” (Kedaulatan Allah, hlm. 259).
Maka, tujuan 1 Yohanes 2:1–2 adalah untuk menghibur orang percaya yang bertobat dengan karya yang sempurna dan cukup dari Kristus sebagai Imam Besar Agung, baik sebagai “propisiasi” kita maupun sebagai “pembela” kita, bagi setiap anak Allah di dalam “seluruh dunia,” Yahudi maupun bukan-Yahudi, dekat maupun jauh, dkk. Alih-alih menyangkali bahwa kita berdosa (1:8, 10), kita mengakui dosa-dosa kita untuk menerima penyucian (1:9) melalui Kristus yang adalah propisiasi dan pembela kita (2:1–2), sehingga kita memiliki persekutuan dengan Bapa melalui Anak-Nya (1:3), mengenal terang-Nya (1:5), persekutuan antara satu sama lain (1:7), dan menerima sukacita Allah (1:4)!
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.