Pdt. Jai Mahtani
Sekelompok pembaca telah menanyakan jikalau “anggur” di dalam Alkitab selalu bukan bersifat alkohol (yakni, jus anggur). Artikel tamu ini berargumen bahwa “anggur” bukanlah termasuk dalam masalah ini, hal ini telah dijawab oleh by Rev. Jai Mahtani of Bethel Protestant Reformed Church, Chicago.
1) Acuan Alkitab pertama mengenai “anggur” adalah minuman beralkohol; Nuh menjadi mabuk karenanya (Kej. 9:21). Jus anggur yang bukan beralkohol tidak dapat memabukan.
2) tidak seorang pun dapat mabuk karena minum banyak jus anggur, tetapi kita melihat di dalam Ef. 5:18: ”Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”. Hal ini penting bahwa Firman Allah tidak pernah mewartakan, ”Jangan minum [anggur]”, malahan, kita membacanya, ”Jangan kamu menjadi mabuk [karena anggur]”, Kitab Suci tidak melarang penggunaan minuman beralkohol, tetapi Kitab Suci melarang untuk menyalahgunakan hal itu.
3) Tuhan Yesus meminum (alkohol) anggur. Di dalam Luk. 7:33-34, Kristus sangat membedakan diri-Nya dengan Yohanes Pembaptis di mana Yohanes, sebagai orang yang bernazar, tidak minum anggur, sedangkan Yesus minum anggur. Hukum Kristus dan penggunaan anggur yang terkenal karena kejadian dari musuh-musuh-Nya yang berkata bohong bahwa Tuhan Yesus adalah “Peminum”, yaitu, pemabuk atau pecinta anggur. Jelaslah, dari mulut Tuhan sendiri, bahwa dia minum anggur yang mana Yohanes tidak meminumnya, yakni, minuman beralkohol. Kristus bahkan secara ajaib memproduksi anggur dalam pesta pernikahan di Kana (Yoh. 2:1-11).
4) Kualifikasi dari para penatua dan diakon di dalam 1 Timotius 3 termasuk “jangan peminum [anggur]” (3) dan ”penggemar anggur” (8). Hal yang sama, Titus 1:7 menuntut bahwa seorang menatua ”bukan peminum”. Kaum penanggung jabatan [gerejawi] diperingatkan untuk tidak minum terlalu banyak anggur; mereka tidak dinasihati untuk tidak minum terlalu banyak jus anggur. Benarkah bahwa gereja akan mengeluarkan/mendisiplin pejabat [gerejawi] jika dia adalah penggemar jus anggur?
5) jus anggur secara medis bukanlah minuman anggur yang dimazirkan/difregmentasikan. Karenanya Paulus menasihatkan Timotius, Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah” (1Tim. 5:23).
Walaupun anggur adalah karunia Allah yang baik dan hal itu sah untuk diminum, kita harus secara seimbang memikirkan peringatan-peringatan Alkitab terhadap terlalu banyak minum (Ams. 20:1). Kita juga mengutuk minuman yang diperuntukan bagi kaum muda, minuman saat berkendara, dll., dan juga makan terlalu banyak makanan, karana Kitab Suci mengatakan hal kemabukan yang sama mengenai kerakusan. Kemabukan sering disebut di dalam Alkitab dengan kaitannya dengan percabulan dan ”pesta pora”. Benarlah untuk mengutuki gaya masa kini pada adegan klub malam abad 21 ini. ”Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang” (1Pet. 4:3).
Akhirnya, prinsip yang paling mendasar adalah untuk melakukan segala hal untuk kemuliaan Allah! Ketika hal ini memotivasi kita, kita akan menghidupi kasih Allah dan menunjukan kasih kita bagi sesama kita. ”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1Kor. 10:31; bdk. Matt. 5:16).
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.